Ahmad Tohari

Di kaki Bukit Cibalak

Karya-karya Ahmad Tohari memang tidak perlu diragukan maupun dipertanyakan lagi. Di Kaki Bukit Cibalak adalah salah satu dari sekian karya beliau yang tidak luput meninggalkan impresi di benak, terasa begitu dekat dan nyata untuk sebuah ukuran tulisan. Saya tidak menaruh ekspetasi besar dari buku ini, namun untuk sebuah buku yang tipis dan mampu dibaca sekali jalan, Di Kaki Bukit Cibalak begitu menggugah hati.

Ahmad Tohari menjabarkan cerita dengan baik terlepas dari konteks realitas kehidupannya. Saya seolah-olah masuk dan tinggal dalam masa-masa orde baru. Perbandingan antara dimensi kehidupan kini dan sebelumnya terasa jelas perbedaannya. Namun, yang saya sadari budaya korupsi, nepotisme, dan sifat superior tak pelak selalu mengiringi perpolitikan diantara kaum delegasi. Meski tidak semuanya adalah destruktor, kognisinya begitu cukup untuk dijadikan pembelajaran—termasuk penjabaran budaya seperti praktik perdukunan dan stratifikasi sosial yang turut membangun kontruksi cerita.

Selain alurnya yang sederhana namun tetap menarik, mengalir, dan tidak tumpang tindih, diksi yang dipakai juga tidak membuat pembaca banyak mengerutkan alis. Character building-nya pun menjadi nilai tambah dalam buku ini. Buku ini membuat pembaca lebih banyak merenung; betapa mudahnya manusia terlena dan menghancurkan sesamanya.

Karena buku ini terlampau ringan dan singkat, emosi saya kurang tersalurkan dengan baik untuk beberapa konflik yang seharusnya dapat membuat perasaan terombang-ambing. Di akhir cerita, saya juga dibuat termenung lama karena harus mencerna akhir cerita yang lebih terkesan gantung.

Fooder

daisy

3.5// isi ceritanya perihal kejujuran dan ketangguhan seorang pemuda, menyadarkan saya bahwa sudah sangat jarang perilaku yang dibawa oleh tokoh protagonis dalam buku ini ada dalam kehidupan kita sehari-hari. sayang, entah kenapa saya kurang suka dengan akhir kisah buku ini. buku yang patut untuk dibaca dan dapat diselesaikan dalam sekali duduk

Di kaki Bukit Cibalak

Reviews