Reviews

Bingung mau mulainya dari mana karena selepas baca buku ini aku dibuat speechless. Kayak ada satu hal yang hilang, tapi gak tau apa. Rasanya super-duper hampa, buat pengin nangis karena terlalu sesak.
Kisah yang berdasarkan sejarah memang terkadang berujung tidak menyenangkan, tapi di sisi lain sangat berkesan, seperti buku ini buat aku.
Dari awal baca, aku suka banget sama buku ini. Pertama, karena buku ini pakai sudut pandang kedua. Lalu, yang kedua, buku ini bukan hanya menceritakan dari satu tokoh, melainkan menceritakan bagaimana tokoh-tokoh lain melihat kejadian di Gwangju pada masa itu. Rasa kehilangan, kelelahan, keinginan untuk mendapatkan haknya sampai dengan keputus asaan serta penyesalan jadi tergambar secara beragam.
Ini bukan sekadar perang, tapi ini penindasan. Penindasan yang dialami oleh mereka yang seharusnya medapat perlindungan. Jahat? Memang, dan gak bisa dipungkiri, hal tersebut nyata adanya. Mungkin jugua sampai dengan saat ini.
Han Kang-nim sukses berat buat aku merasakan perasaan yang campur aduk sekaligus naksir sama karyanya yang satu ini. Apalagi hal unik dari buku ini adalah sudut pandang arwah yang juga menjadi salah satu suguhan di buku ini.
Sangat, sangat, sangat aku rekomendasikan untuk dibaca. Solid 5⭐ for this book.

Salah satu buku han kang yang paling aku suka dari deskripsi alur waktu sejarah kejadian gwangju uprising. It's more better than the vegetarian. Awal membaca sedikit bingung dengan setiap penokohan dan penggunan sudut pandang yang dipakai penulis. Namun diakhir baru mengerti bahwa 7 narasi yang di pakai di setiap bab nya mempunyai benang merah yang sama. Dan semua tokoh nya saling terhubung. Sehabis baca ini mau cari referensi tentang kejadian 18 Mei 1980. Penasaran dengan kisah lengkap sejarahnya. Best book to begin 2019 😃 "Is it true that human beings are fundamentally cruel? Is the experience of cruelty the only thing we share as a species?"
