Iksaka Banu

Teh dan Pengkhianat

Suka banget sama isinya. Pengkhianatan antar sesama belanda atau pribumi ditulis di sini. Ada perempuan yang melawan juga. Dari 13 cerpen, penulisannya berurutan dari jaman penjajahan setelah Portugis sampai Indonesia merdeka. So far ini novel yang ringan dan memukau. Isinya engga berat, dan bisa dibaca dalam sekali duduk.  

Rayu

Teh dan Pengkhianat berisi tentang 13 kumpulan cerita pendek berlatar kolonial. Berawal dari kedatangan Belanda ke Hindia (Indonesia) sampai hengkangnya mereka pasca kemerdekaan. Masing-masing kumpulan cerita tersebut menggunakan sudut pandang orang Belanda dan memiliki topik atau isu yang berbeda-beda. Mulai dari tersebarnya wabah variola di beberapa wilayah Indonesia, isu yang berkaitan dengan feminisme, diskriminasi orang Belanda terhadap bumiputra, hingga kembalinya mereka ke tanah airnya.

Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, dan dari buku ini juga saya jadi tahu bahwa tidak semua orang Belanda benar-benar ingin menjajah Indonesia, justru beberapa dari mereka berpihak pada bumiputra bahkan sampai kehilangan nyawa oleh bangsanya sendiri demi membela bumiputra. Dan dari beberapa topik/isu kumpulan cerita tersebut dapat menambah wawasan dari segi sejarah dan isu sosial pada jaman kolonial Belanda.

Ayudisa Bestari

Teh dan Pengkhianat berisi tentang 13 kumpulan cerita pendek berlatar kolonial. Berawal dari kedatangan Belanda ke Hindia (Indonesia) sampai hengkangnya mereka pasca kemerdekaan. Masing-masing kumpulan cerita tersebut menggunakan sudut pandang orang Belanda dan memiliki topik atau isu yang berbeda-beda. Mulai dari tersebarnya wabah variola di beberapa wilayah Indonesia, isu yang berkaitan dengan feminisme, diskriminasi orang Belanda terhadap bumiputra, hingga kembalinya mereka ke tanah airnya.

Buku ini dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, dan dari buku ini juga saya jadi tahu bahwa tidak semua orang Belanda benar-benar ingin menjajah Indonesia, justru beberapa dari mereka berpihak pada bumiputra bahkan sampai kehilangan nyawa oleh bangsanya sendiri demi membela bumiputra. Dan dari beberapa topik/isu kumpulan cerita tersebut dapat menambah wawasan dari segi sejarah dan isu sosial pada jaman kolonial Belanda.

Reiza H

Saya selalu suka penggambaran tentang kondisi masa lalu lewat kisah. Entah mediumnya film, novel, lakon, dongeng, ataupun cerpen.

Saya sebenarnya tidak terlalu suka membaca cerpen. Tetapi saya bisa membuat pengecualian untuk karya-karya dari Iksaka Banu.

Komposisi penulisan dan gaya bercerita membuat saya mudah terbawa suasana masa lampau itu, ketika Nusantara disebut Hindia Belanda, ketika kulit putih masih berkuasa di atas tanah Nusantara, ketika Bumiputera masih dianggap bodoh, malas, tak berdaya, terbelakang. 

Tetapi penulis tidak pernah menempatkan sejarah selayaknya dua warna - hitam putih - saja. Ia memberi corak warna yang beragam. Tentara yang bersimpati dengan musuhnya, pengakuan dosa seorang letnan, toleransi tuan tanah pada jongosnya, serta kebodohan, kerakusan dan kemunafikan beberapa pejabat dan orang terkemuka, dikisahkan tidak dalam corak pikir sederhana.

Dan memang sejatinya, seperti itulah sejarah. Sebuah jalinan benang yang berwarna-warni. Iksaka Banu dengan sukses merajutnya menjadi kisah yang menarik hati, memancing rasa ingin tahu, serta membuatku sejenak berpikir dan melihat dari kaca mata orang-orang yang sudah lampau ini, kembali ke masa di mana Belanda masih mendiami Nusantara.

Teh dan Pengkhianat berisi 13 cerita pendek dengan latar era kolonialisme Belanda di Hindia (Indonesia). Dengan timeline yang berurutan, dimulai dari awal kedatangan Belanda hingga pasca kemerdekaan Indonesia—alih-alih pribumi, penulis justru menggunakan sudut pandang penjajah.

Meski berlatar sejarah, ceritanya minim adegan perang dan malah terasa humanis. Buku ini membuka sudut pandang kita untuk tidak menggeneralisasi orang Belanda—bahwa ada banyak pula dari mereka yang kehilangan nyawa karena membela kita (Indonesia).

Meski padat, karena ini cerpen jadi rasanya kurang puas dan masih mengganjal karena banyak elemen yang masih berlubang. Sangat thought-provoking. Tetapi dari segi konstruksi dasar ceritanya sudah bagus, belum lagi ilustrasi yang memanjakan mata di dalam buku. Alur dan sudut pandang yang dipakai pun unik. Kalau kalian membutuhkan nuansa membaca yang baru dan unik, Teh dan Pengkhianat bisa menjadi opsi yang bagus.

Buku pertama saya dari Iksaka Banu. Cerita yang disajikan cukup menarik dan terus membuat saya ingin membaca halaman-halaman selanjutnya. Ilustrasinya pun cukup ciamik.

Stef

Kumcer pertama yang ku baca dari Iksaka Banu. Suka beberapa cerita pendek nya seperti teh dan pengkhianat, tawanan, Indonesia memanggil sebagian judul yang menjadi favorite. Gaya penulisan nya yang agak mirip-mirip tulisan sejarah hampir salah mengira kalau-kalau sebagian cerita memang benar ada di sejarah.

Teh dan Pengkhianat

Reviews