Haemin Sunim

Hyemin

How do you respond to the pressures of life? Haemin Sunim argues that only by accepting yourself-- and the flaws that make you who you are-- can you have compassionate and fulfilling relationships with your partner, your family, and your friends. He believes that, when you care for yourself first, the world begins to find you worthy of care. -- adapted from jacket.

How to Accept Yourself in a World Striving for Perfection

Love for Imperfect Things

Bersyukur sekali akhirnya bisa menyelesaikan buku ini, walau butuh waktu 169 hari wkwkwk. Sungguh sangat usaha tidak mengkhianati hasil, bukan karena bukunya jelek, nggak enak dibaca, atau hal buruk lainnya, tapi nggak rela harus cepet-cepet pisah jadi dilama-lamain bacanya, ketambah ini bukan novel fiksi yang udah biasa dibaca, banyak kata dan kalimat inspiratif yang rasanya kayak lagi dijelasin pelan-pelan. 

Ok, buku yang ditulis oleh Haemin Sunim—seorang guru agama buddha—termasuk dalam buku self-care dan non fiksi, sebagaimana judulnya buku ini mengajarkan bagaimana pembacanya agar bisa mencintai hal-hal yang tidak sempurna. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, semua punya celah untuk hal-hal tidak baik yang menjadikan sesuatu itu tidak sempurna. Terdapat 8 bab dengan tiap-tiap babnya memiliki 2 sub-bab atau total 16 sub-bab. Di awal kita diajak untuk membicarakan mengenai mencintai hal-hal yang tidak sempurna pada diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, diajarkan simpati, sabar, hingga diakhirnya nanti akan diajarkan bagaimana penerima pada hal-hal yang tidak sempurna itu dan mencintainya. Haemin secara tepat, cermat, dan padat menceritakan topik yang berkaitan melalui pengalaman pribadi dan juga orang-orang disekitarnya,kemudian mengisi kata-kata motivasi yang cantik dan banyak untuk kita semua. 

Buku ini hampir nggak punya celah sebagai buku self-care dan motivasi yang disampaikan juga cukup baik, tapi memang tak ada yang sempurna. Buku ini harus benar-benar dicermati, agar apa yang ingin disampaikan Haemin bisa sampai pada kita pembacanya, sebab motivasi itu begitu membuai seolah kita mengangguk padanya, namun sulit untuk dilakukan pada kehidupan dan acap kali terlupakan pada akhirnya. Haemin yang merupakan orang Korea yang tinggal di Amerika memiliki kehidupan yang juga kurang relate sama kita yang merupakan orang Indonesia/sandwich generation/minimum privilege, rasanya tuh pas baca ada rasa ingin bilang "Lo beruntung banget deh, lingkungan mendukung, otak encer, dan keberuntungan juga ada. Tentu, nggak lupa lo punya hati dan pemikiran yang luas jadi selalu bisa memaknai itu semua." Terakhir, seperti yang udah dibilang di awal Haemin adalah guru agama buddha, jadi kalo mau baca buku ini yakinin dulu bertentangan nggak sama prinsip kita, karena jelas didalamnya pasti ada aja ngebahas ajaran agama budhha, walau yang dibahas masih linear sama bab dan sub bab yang dibahas, bukan sesuatu yang sensitif, tapi itu tadi, nggak ada salahnya untuk mikir matang-matang, jangan sampai udah beli/download, pas baca nyesel, yaa.

This book isn't perfect, but I love it! Thank you for publishing this book!

Bi Di

Bersyukur sekali akhirnya bisa menyelesaikan buku ini, walau butuh waktu 169 hari wkwkwk. Sungguh sangat usaha tidak mengkhianati hasil, bukan karena bukunya jelek, nggak enak dibaca, atau hal buruk lainnya, tapi nggak rela harus cepet-cepet pisah jadi dilama-lamain bacanya, ketambah ini bukan novel fiksi yang udah biasa dibaca, banyak kata dan kalimat inspiratif yang rasanya kayak lagi dijelasin pelan-pelan. 

Ok, buku yang ditulis oleh Haemin Sunim—seorang guru agama buddha—termasuk dalam buku self-care dan non fiksi, sebagaimana judulnya buku ini mengajarkan bagaimana pembacanya agar bisa mencintai hal-hal yang tidak sempurna. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, semua punya celah untuk hal-hal tidak baik yang menjadikan sesuatu itu tidak sempurna. Terdapat 8 bab dengan tiap-tiap babnya memiliki 2 sub-bab atau total 16 sub-bab. Di awal kita diajak untuk membicarakan mengenai mencintai hal-hal yang tidak sempurna pada diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, diajarkan simpati, sabar, hingga diakhirnya nanti akan diajarkan bagaimana penerima pada hal-hal yang tidak sempurna itu dan mencintainya. Haemin secara tepat, cermat, dan padat menceritakan topik yang berkaitan melalui pengalaman pribadi dan juga orang-orang disekitarnya,kemudian mengisi kata-kata motivasi yang cantik dan banyak untuk kita semua. 

Buku ini hampir nggak punya celah sebagai buku self-care dan motivasi yang disampaikan juga cukup baik, tapi memang tak ada yang sempurna. Buku ini harus benar-benar dicermati, agar apa yang ingin disampaikan Haemin bisa sampai pada kita pembacanya, sebab motivasi itu begitu membuai seolah kita mengangguk padanya, namun sulit untuk dilakukan pada kehidupan dan acap kali terlupakan pada akhirnya. Haemin yang merupakan orang Korea yang tinggal di Amerika memiliki kehidupan yang juga kurang relate sama kita yang merupakan orang Indonesia/sandwich generation/minimum privilege, rasanya tuh pas baca ada rasa ingin bilang "Lo beruntung banget deh, lingkungan mendukung, otak encer, dan keberuntungan juga ada. Tentu, nggak lupa lo punya hati dan pemikiran yang luas jadi selalu bisa memaknai itu semua." Terakhir, seperti yang udah dibilang di awal Haemin adalah guru agama buddha, jadi kalo mau baca buku ini yakinin dulu bertentangan nggak sama prinsip kita, karena jelas didalamnya pasti ada aja ngebahas ajaran agama budhha, walau yang dibahas masih linear sama bab dan sub bab yang dibahas, bukan sesuatu yang sensitif, tapi itu tadi, nggak ada salahnya untuk mikir matang-matang, jangan sampai udah beli/download, pas baca nyesel, yaa.

This book isn't perfect, but I love it! Thank you for publishing this book!

Xoxo,

Bi•Di

Anabel

This book made flowers grow inside of me.

Nursyuhada Zainul

I just don’t think this book is for me.

I get it why people love this book, perhaps because of the beautiful illustrations, and the “relatable-quotes”. 

Maybe the writing style is just not my type of tea.

Steffi J

Such an amazing and eye-opening book! I always gift this to my fellow bookworm friends on their birthdays 😂

Charlotte Jones

While there are no groundbreaking ideas presented, I did truly appreciate how soothing and honest the advice was reiterated. A little self-help won't hurt anyone, though I am still working on rewiring my brain to accept the help when I hear it. Additionally, the voice actor did a phenomenal job: he kept my attention the entire time and did not sound preachy.

Nadine 

Lovely meditation on acceptance and understanding. The audiobook is pleasantly read.

A beautiful guide for learning to love ourselves, from the author of the internationally bestselling The Things You Can See Only When You Slow Down No one is perfect. But that doesn't stop us from imagining ourselves smarter, funnier, richer, or thinner, and how much happier we would then be. Love for Imperfect Things, by the bestselling Korean monk, Haemin Sunim, shows how the path to happiness and peace of mind includes not only strong relationships with others, but also letting go of worries about ourselves. Packed with his typical spiritual wisdom, Sunim teaches us to embrace our flaws rather than trying to overcome them, and demonstrates that love has very little to do with perfection. With chapters on self-compassion, relationships, empathy, courage, family, healing, our true nature, and acceptance, as well as beautiful full-colour illustrations, Love for Imperfect Things is a much-needed guide for learning to love ourselves - imperfections and all. 'Universal truths, beautifully expressed, lovingly illustrated . . . this is a book to keep close at hand' - Mark Williams, co-author of 'Mindfulness: Finding Peace in a Frantic World', on 'The Things You Can See' 'A remarkable gift, a compendium of practical wisdom. It is accessible brilliance' - Allan Lokos, founder and guiding teacher, Community Meditation Center, NYC, on 'The Things You Can See'

The Sunday Times Bestseller: How to Accept Yourself in a World Striving for Perfection

Defa Rosyada

The book was not too crowded with words but still got the important messages across. It definitely helped me a lot.

Kesya Sandry

Fr tho, this book is the definition of what a "quarter-life crisis" people needs (not to mention that I've not reach the "quarter-life" age yet😃). I thought it's just for self-improvement just like how to deal with ourselves type of thing, but actually it also talks about how to deal with relationships, family problem, inner child, disappointment, etc. While reading this book, i sometimes got a "sudden realization" of how I feel, what happened to me, or how i think. 

But tbh, i just understand what I understand (yk what i mean?), since I can't relate to... almost half of the thing that the book is talking about🤦‍♀️. Ngl, this book could be such a great investment because it actually, somehow, make me reflect on so many different thing that happen to me and i could use the advice that this book gave me in the future😉!

Talitha Febriani

THIS BOOK HELPS ME A LOT to be kinder to myself and not be so hard on myself. too relatable. the book is not too crowded with words, so its actually very easy to read and understand without being overwhelmed by the crowded words.

Marie 🌊

Naiki

Angel

Many of us respond to the pressures of life by turning inwards and ignoring problems, sometimes resulting in anxiety or depression. Others react by working harder at work, at school or at home, hoping that this will make ourselves and the people we love happier. But what if being yourself is enough? Just as we are advised on airplanes to take our own oxygen first before helping others, we must first be at peace with ourselves before we can be at peace with the world around us. In this beautiful follow-up to his international bestseller The Things You Can See Only When You Slow Down, Buddhist monk Haemin Sunim turns his trademark wisdom and kindness to self-care, arguing that only by accepting yourself - and the flaws which make you who you are - can you have compassionate and fulfilling relationships with your partner, family and friends.

Love for Imperfect Things How to Accept Yourself in a World Striving for Perfection

Reviews