Cyntha Hariadi

Kokokan Mencari Arumbawangi

Utiuts

Reda Gaudiamo

Rassi Narika

Awi Chin

Sri Izzati

Ruhaeni Intan

Teguh Affandi

Kennial Laia

Bageur Al Ikhsan

Bagi banyak dari kita, hubungan pertemanan terasa begitu penting di masa kanak-kanak hingga remaja. Bersama waktu, hidup menghadang kita dengan kerumitan-kerumitan baru, juga ragam hubungan pribadi yang dirasa lebih penting untuk dirawat - dengan keluarga, pasangan, atau anak-anak. Saat itu teman terdekat perlahan mundur, menjauh, menjadi orang yang sama sekali asing.
Namun, bagi banyak yang lain, pertemanan justru meniadi tempatnya bersandar, yang menyelamatkan di saat-saat terapuhnya. Seperti hidup, pertemanan di usia dewasa pun memapar kita pada ragam dinamikanya. Ada yang brutal, ada yang menjaga dan melindungi. Ada yang keos bergejolak, ada yang tenang. Ada yang bertahan, ada yang berakhir terlalu cepat.

Melalui cerita, sepuluh penulis menjelajahi kompleksitas pertemanan usia dewasa ini - bagaimana ia bertahan atau terhempas saat diuji oleh ketegangan yang timbul karena perbedaan kelas, pilihan-pilihan, dan jalan hidup?
Kami menjalinnya untuk teman-teman sekalian, dalam sebuah museum kecil yang menyimpan hal-hal yang pada sebuah masa begitu berharga, atau yang terus tumbuh hingga kini dan nanti.

Museum Teman Baik

Mimi Lemon

kumpulan cerita pendek

Manifesto flora

kumpulan puisi

Ibu mendulang anak berlari

96 Puisi

Cica

Seno Gumira Ajidarma

Adimas Immanuel

Theoresia Rumthe

Dedy Tri Riyadi

Buku ini memuat puisi-puisi dari 5 penyair. Ada "pancagukguk" dari Seno Gumira Ajidarma. Ada "minggu yang rentan untuk dicuri" dari Adimas Immanuel. Ada seseorang yang "cuma mau beli pisang" dari Cyntha Hariadi. Ada yang bilang "agar tak mabuk, orang harus dibuat sibuk – kerja, kerja, & kerja!" dari Dedy Tri Riyadi. Ada "bintang-bintang pecah menusuk kaki-kaki telanjang" dari Theoresia Rumthe. sastra indonesia tera

Kumpulan Puisi

Hati ke Hati Waktu ke Waktu

Pamela Allen

Two Women in One House and Other Stories

Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie

utiuts

Sabda Armandio

Hanna Fransisca

Afrizal Malna

Dewi Kharisma Michellia

Ratri Ninditya

Yusi Avianto Pareanom

Ben Sohib

A young woman takes a driverless taxi through the streets of Jakarta, only to discover that the destination she is hurtling towards is now entirely submerged... A group of elderly women visit a famous amusement park for one last ride, but things don’t go quite according to plan... The day before her wedding, a bride risks everything to meet her former lover at their favourite seafood restaurant on the other side of the tracks... Despite being the world’s fourth largest nation – made up of over 17,000 islands – very little of Indonesian history and contemporary politics are known to outsiders. From feudal states and sultanates to a Cold War killing field and a now struggling, flawed democracy – the country’s political history, as well as its literature, defies easy explanation. Like Indonesia itself, the capital city Jakarta is a multiplicity; irreducible, unpredictable and full of surprises. Traversing the different neighbourhoods and districts, the stories gathered here attempt to capture the essence of contemporary Jakarta and its writing, as well as the ever-changing landscape of the fastest-sinking city in the world. Translated by Mikael Johani, Zoe McLaughlin, Shaffira Gayatri, Khairani Barokka, Daniel Owen, Paul Agusta, Eliza Vitri Handayani, Syarafina Vidyadhana, Rara Rizal and Annie Tucker.

A City in Short Fiction

The Book of Jakarta

Cyntha Hariadi

About

Books

Join the club