Multatuli

Max Havelaar, Or, The Coffee Auctions of a Dutch Trading Company

op de koffieveilingen van de Nederlandse handelmaatschappij

Max Havelaar / druk 1

Fragment uit de roman "Max Havelaar", waarin een Indisch liefdespaar het slachtoffer wordt van het Nederlandsindische koloniale bewind.

Saïdjah en Adinda

August Lammert Sötemann

Aanklacht in romanvorm tegen het Nederlandse kolonialisme in Nederlands Indië.

Max Havelaar of De koffieveilingen der nederlansche hande-maatschappij

Pramoedya Ananta Toer

Ina Rilke

David McKay

A brilliantly inventive fiction that is also a work of burning political outrage, Max Havelaar tells the story of a renegade Dutch colonial administrator’s ultimately unavailing struggle to end the exploitation of the Indonesian peasantry. Havelaar’s impassioned exposé is framed by the fatuous reflections of an Amsterdam coffee trader, Drystubble, into whose hands it has fallen. Thus a tale of the jungles and villages of Indonesia is interknit with one of the houses and warehouses of bourgeois Amsterdam, where the tidy profits from faraway brutality not only accrue but are counted as a sign of God’s grace.

Multatuli (meaning “I have suffered greatly”) was the pen name of Eduard Douwes Dekker, and his novel caused a political storm when it came out in Holland. Max Havelaar, however, is as notable for its art as it is for its politics. Layering not only different stories but different ways of writing—including plays, poems, lists, letters, and a wild accumulation of notes—to furious, hilarious, and disconcerting effect, this masterpiece of Dutch literature confronts the fixities of power with the protean and subversive energy of the imagination.

Or, the Coffee Auctions of The Dutch Trading Company

Max Havelaar

Max Havelaar; atau, Lelang kopi maskapai dagang Belanda

Multatuli merupakan nama samaran dari Eduard Douwes Dekker. Dia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840. Tahun 1842 ia meminta untuk dipindahkan ke Sumatra Barat. Di tahun yang sama pula, ia dipindahkan ke Natal, Sumatra Utara, untuk bertugas sebagai Kontelir. Baru setelah itu, dirinya ditugaskan di wilayah Lebak, Banten. Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Eduard Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ke-tidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Eduard Douwes Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan, serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas. Buku ini ditulis Multatuli di sebuah losmen yang disewanya di Belgia, pada musim dingin tahun 1859. Tulisannya merupakan kritik tajam yang telah membukasebagian besar mata publik dunia, tentang betapa perihnya arti dari sebuah penindasan (kolonialisme). Dengan sebuah keyakinan yang ter-manifestasikan dalam ungkapan, Ya, aku bakal dibaca, Multatuli berjuang menghadirkan sebuah mahakarya sastra yang patut menjadi pelajaran bagi seluruh bangsa.

Max Havelaar (2019)

Max Havelaar / Of de koffiveilingen der Nederlandsche Handelsmaatschappy

In de 19e eeuw zijn de Nederlanders de baas in Indië. De vader van Saïdjah is een arme boer. Als hij zijn buffels kwijtraakt aan de Nederlanders, verlaat Saïdjah zijn dorp en zijn geliefde Adinda. Verhaal in korte zinnen en gemakkelijke woorden. Vanaf ca. 15 jaar.

Saidjah en Adinda / druk 1

Satirical novel exposing the abuses of colonialism in the Dutch East Indies.

Max Havelaar, of de koffij-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappij

Volledige werken

Brieven van Multatuli [pseud.]: Multatuli

bydragen tot de kennis van zyn leven

Brieven van Multatuli

DigiCat Publishing presents to you this special edition of "Walter Pieterse" (A Story of Holland) by Multatuli. DigiCat Publishing considers every written word to be a legacy of humankind. Every DigiCat book has been carefully reproduced for republishing in a new modern format. The books are available in print, as well as ebooks. DigiCat hopes you will treat this work with the acknowledgment and passion it deserves as a classic of world literature.

Multatuli

About

Books

Join the club