Jejak-jejak Hidup Tang Sanzang Menurut Penuturan Muridnya
Buku ini berisi goresan riwayat hidup Tang Sanzang atau Xuanzang, seorang biksu intelektual, penjelajah, dan penerjemah Abad ke-7 Xuanzang terkenal lantaran Kisah Kera Sakti dan perjalanannya ke Barat untuk mencari kitab suci. Namun alih-alih demikian buku ini bukan tentang Tang Sanzang dalam Novel Perjalanan ke Barat (Xiyouji) karya Wu Cheng'en, melainkan sosok Tang Sanzang sesungguhnya, sebagai figur historis. Di usianya ke-29 biksu Tang Sanzang menempuh perjalanan selama 17 tahun lamanya sejauh kurang lebih 25.000 kilometer dari Tiongkok melintasi Asia Tengah menuju ke India. Perjalanan yang bukan saja harus menempuh medan berat karena harus melintasi padang gurun tandus, sungai berarus deras, dan pegunungan bersalju, namun juga harus berhadap-hadapan dengan para bandit. Kisah perjalanan inilah yang lantas oleh seoramg pujangga Tiongkok Abad ke-16, yakni Wu Cheng'en, angkat secara simbolik dalam novel epiknya. Namun kisah perjalanan sejati Tang Sanzang yang sesungguhnya tak terlalu banyak terungkap ke publik luas. Berbeda dengan novel fiksi yang ditulis hampir seribu tahun setelah wafatnya. Buku ini adalah satu-satunya riwayat hidup Tang Sanzang yang ditulis oleh orang yang hidup semasa dengannya, mungkin juga adalah satu-satunya riwayat Xuanzang yang terlengkap. Keunikan buku ini adalah penulisnya, Biksu Huili, yang mengenal Tang Sanzang secara pribadi serta mengaguminya sebagai seorang Guru. Keyakinan sebagian ahli adalah bahwa Tang Sanzang sendirilah yang mendikte Huili dalam menulis biografi ini, sehingga karya ini bukan saja mencatat pengalaman pribadinya, namun juga memuat beragam ulasan mengenai berbagai kerajaan, kehidupan masyarakat, kondisi alam dari serangkaian wilayah yang dilaluinya (yang terbentang dari Xinjiang di Tiongkok hingga Kyrgyzstan, Kazakhstan, Uzbekistan, Tajikistan, Afghanistan, Pakistan, India, Nepal, hingga Sri Lanka dan Iran. Itulah sebabnya membaca buku ini bukan saja terasa seperti membaca kisah petualangan, namun juga berisi informasi budaya yang kaya mengenai peradaban masa silam yang kini hanya tersisa puing-puing reruntuhan.