
Reviews

Buku yang sangat-sangat menarik perhatianku karena cover dan judulnya. Siapa yang gak tau tentang kaleng Khong Guan yang sering kali hadir di perjamuan hari raya? Belum lagi tentang pertanyaan-pertanyaan, “Ke mana bapaknya?”
Karena gambar yang ada di kaleng itu cuma seorang ibu dan dua anaknya.
Buku ini seolah menjadi jawaban atas pertanyaan itu (walaupun aku gak tau pasti apakah benar atau tidak).
Belum lagi dengan puisi-puisi yang didalamnya sesekali buat aku terkikik dan senyum-senyum sendiri. Ada perasaan cukup senang setelah baca buku ini.
Salah satu buku Jokpin yang menurutku recomended untuk dibaca.

so true.. just like me in a khong guan can, boredom, shitty-talking, missing someone, my friends at most. dont forget ab the rage that i got for this country's authority.
rest in peace pak jokpin <3

Berisi kumpulan puisi dengan tulisan yang menggelitik perasaan juga humor yang saya miliki. Untaian kata yang tertulis dalam bagian Minnah menjadi hal yang melekat bagi saya secara mendalam setelah membaca karya ini. "Hidup adalah perjalanan kehilangan. Hidup adalah kumpulan perpisahan."-P. 97, Jalan Minnah.

Baca ulang karena kangen. Puisi-puisi Jokpin selalu sederhana, jenaka, dan mengena.

Ngga permah ngecewain puisi-puisi nya jokopin 😍 Dari kaleng pertama sampai kaleng keempat bagus dan tetep paling favorite kaleng ketiga dan keempat








Highlights

Hidup adalah perjalanan kehilangan. Hidup adalah kumpulan perpisahan.
(2019)

Pahit sehari cukuplah buat sehari.
(2017)

Di balik demokrasi
yang boros dan brutal
ada pesta pembagian doa
untuk mengenang
para petugas yang lembur
dan mati di tempat
perniagaan suara
dengan honor tak seberapa.
— Pesta (2019).

"Saya ingin bekerja sebagai nomor rekening yang bertugas menampung kelebihan gaji pimpinan dan pegawai yang sebenarnya tidak layak mereka terima. Saya tidak perlu digaji."

"Saya bekerja sebagai kursi anggota dewan yang kerjanya nyinyir dan ngibul. Saya dipecat karena telah membuatnya terjungkal."