LALUBA
“Yang istimewa dari Laluba adalah kemampuan pengarangnya mengelola ungkapan dunia dalam dengan menggunakan bahasa memikat yang minim kata-kata ganjil. Ini tentu susah. Dunia batin ini dibangun dari aktivasi indera yang cermat. Tapi detail yang dipaparkan ini bukan macam suatu pameran pengetahuan yang kenes, melainkan sesuatu yang berhenti dan masuk ke dalam dan menjadi metafora-metafora yang tak terduga.” —Majalah TEMPO tentang pilihan Karya Sastra Terbaik 2005 “Gugusan cerpen Bagian II Laluba adalah tamsil tentang Zaman Citra. Cerpen-cerpen Nukila di sana, beberapa dengan kritis tapi elegan, merespons situasi kebudayaan citra pada abad ke-21. Koleksi cerpen tersebut memperagakan bagaimana karya sastra Indonesia mutakhir dapat merefleksikan zamannya sendiri yang begitu banal ini, tanpa terjatuh pada kedangkalan dan kevulgaran.” —Arif Bagus Prasetyo Pemenang I Sayembara Kritik Sastra DKJ 2007 “Cerita-cerita pendek Nukila menyeret kita ke ceruk-ceruk batin manusia yang paling dalam dan misterius. Membacanya adalah sebuah pengalaman kebahasaan yang pelik, menyentuh, indah dan menakjubkan.” —Bambang Sugiharto