Ruta Sepetys

A New York Times notable book An International Bestseller A Carnegie Medal Nominee Para tentara menerobos masuk ke gubuk kami sambil mengacungkan senapan ... menyuruh kami berdiri dan menunggu di luar gubuk. Kami mulai berbaris lambat sambil menyeret barang-barang kami. Sebuah truk besar terparkir di dekat kantor. Komandan berdiri di beranda bersama seorang perwira yang tak kukenal. Mereka mulai meneriakkan nama-nama sesuai urutan abjad. Orang-orang naik ke bagian belakang truk. Aku menatap Andrius. Matanya menemukan mataku. Aku akan menjumpaimu, katanya. Aku tidak mengeluarkan satu suara pun. Namun, untuk pertama kalinya setelah berbulan-bulan, aku menangis. Air mata menyembul dari rongga mata kering dan mengaliri pipiku dalam satu aliran cepat. Aku berpaling. Kami berjalan menuju truk dan naik ke dalamnya. Aku menunduk memandang Andrius. Mesin menyala dan meraung. Aku melambaikan tangan untuk mengucapkan selamat tinggal. Bibir Andrius membentuk kata-kata Aku akan menjumpaimu. Dia mengangguk sebagai penegasan. Aku membalas anggukannya. Namun, aku ragu dia akan menemukanku, andai dia tahu ke mana tentara NKVD akan membawa kami. [Mizan, Noura Books, Novel, Romantis, Internasional, Best Seller]

Between Shades of Gray

EMANG BOLEH SESEDIH INI? 😭😭😭😭

ℛ.

"Lina, ambil ini dan berikan kepada ibumu. Katakan kepadanya tidak apa-apa dijual jika perlu." Tangan Papa terjulur kepadaku, memegang cincin kawin emasnya.

Pernahkah kau bertanya-tanya berapa nilai nyawa manusia? Pagi itu, nyawa adikku setara nilainya dengan arloji-saku.

Itulah kali terakhir aku memandang cermin hingga lebih dari satu dekade.

Buku ini seharusnya aku baca sebelum aku membaca 

 supaya lebih kerasa lagi gregetnya. Bukan mau bilang aku kurang suka buku ini, justru aku masih sangat suka sama segala sesuatu yang ada di dalam buku ini.

Di buku ini menceritakan kisahnya Lina Vilkas, sepupu Joana, yang dideportasi dari negaranya sendiri dan berjuang di kamp kerja paksanya Rusia. Jujur, sedihnya masih kerasa banget sampai sekarang, gimana mereka──Lina, Jonas dan ibunya──terpisah dari ayah mereka yang juga sama-sama masuk daftar nama yang dideportasi, yang mana ketika bertemu di gerbong kereta itu merupakan pertemuan terakhir Lina dan ayahnya, rasanya bikin aku pengen nangis. Belum lagi membayangkan bagaimana mereka berjuang di kamp kerja paksa dengan makan dan segala kekurangannya.

Agak kesal sama Mr. Stalas yang cerewet, tapi ternyata di balik cerewetnya dia menyimpan penyesalan mendalam karena dia menjadi salah satu orang yang mengkonfirmasi nama dan pekerjaan dari list tersebut, apalagi waktu tahu dia Yahudi dan dia nggak punya pilihan sama sekali.

Aku cukup bisa membayangkan gimana kejamnya Stalin dan Hitler pada masa itu. Tapi mungkin bayanganku nggak akan pernah bisa menyamai kengerian yang dialami oleh mereka semua. Rasanya ingin peluk erat-erat Ibunya Lina dan lelaki pemutar tombol jam.

Walaupun aku juga sempet sebal sama Lina karena menurutku dia sedikit 

Lina and Andrius looks kinda cute, anyway.

 Dan aku dibuat terkesan sama Jonas, karena dia masih sangat kecil, tapi dia sudah bisa menjadi sosok yang diandalkan untuk kakak, ibu, dan ayahnya. 

Buku ini seharusnya aku baca sebelum aku membaca Salt to the Sea supaya lebih kerasa lagi gregetnya. Bukan mau bilang aku kurang suka buku ini, justru aku masih sangat suka sama segala sesuatu yang ada di dalam buku ini.

Di buku ini menceritakan kisahnya Lina Vilkas, sepupu Joana, yang dideportasi dari negaranya sendiri dan berjuang di kamp kerja paksanya Rusia. Jujur, sedihnya masih kerasa banget sampai sekarang, gimana mereka──Lina, Jonas dan ibunya──terpisah dari ayah mereka yang juga sama-sama masuk daftar nama yang dideportasi, yang mana ketika bertemu di gerbong kereta itu merupakan pertemuan terakhir Lina dan ayahnya, rasanya bikin aku pengen nangis. Belum lagi membayangkan bagaimana mereka berjuang di kamp kerja paksa dengan makan dan segala kekurangannya.

Aku benar-benar dibuat degdegan selama baca buku ini.

Agak kesal sama Mr. Stalas yang cerewet, tapi ternyata di balik cerewetnya dia menyimpan penyesalan mendalam karena dia menjadi salah satu orang yang mengkonfirmasi nama dan pekerjaan dari list tersebut, apalagi waktu tahu dia Yahudi dan dia nggak punya pilihan sama sekali.

Aku cukup bisa membayangkan gimana kejamnya Stalin dan Hitler pada masa itu. Tapi mungkin bayanganku nggak akan pernah bisa menyamai kengerian yang dialami oleh mereka semua. Rasanya ingin peluk erat-erat Ibunya Lina dan lelaki pemutar tombol jam.

Walaupun aku juga sempet sebal sama Lina karena menurutku dia sedikit self-centered tapi aku suka banget sama buku ini. Lina and Andrius looks kinda cute, anyway. Dan aku dibuat terkesan sama Jonas, karena dia masih sangat kecil, tapi dia sudah bisa menjadi sosok yang diandalkan untuk kakak, ibu, dan ayahnya. 

Between Shades of Gray

Reviews

Highlights