Djenar Maesa Ayu

Pernahkah kita membayangkan seorang perempuan muda, berusia 13 tahun, harus pergi meninggalkan rumah termasuk ibunya, dan terpaksa belajar hidup mandiri di luar sana? Pastinya akan ada banyak bahaya yang mengintai di tiap sudutnya. Keadaan getir itu dialami Nayla, gadis yang memutuskan tidak tinggal dengan ibunya, setelah kecewa mengetahui ibunya menjebloskannya ke panti perawatan anak nakal dan narkotika. Hidup sendirian tak pernah jadi mudah: Nayla harus tidur di terminal, bertemu dua pria asing yang membuatnya patah hati, hingga bekerja sebagai penata lampu diskotek. Di tempat kerja barunya itulah, Nayla mulai mengenal kehidupan yang serba bebas, mulai dari cara berpakaian, berdandan, bergaul, hingga reaksi lingkungan sekitar terhadapnya. Di tengah arus hidup yang tiap harinya kian keras, mampukah Nayla bertahan sendirian?

Nayla

nouvelles

À travers les glaces

"Kata sudah murah. Dijual dalam khotbah-khotbah. Dikutip dalam ceramah-ceramah. JAUHI NARKOBA! SEKS BEBAS ADALAH PINTU MENUJU NERAKA! Padahal Nayla tahu orang-orang yang kerap obral moral di pelbagai media itu pelaku dan pengguna juga. Semua mata pun terbuka, saat mereka tertangkap basah sedang berada sekamar dengan perempuan di sebuah kamar hotel berbintang lima. Atau saat di dalam brankas mereka terisi uang suap tak terkecuali narkotika. Munafik! Taik!" Buku in terdiri dari 15 cerita pendek yang ditulis oleh Djenar Maesa Ayu. Empat diantaranya sudah pernah dipublikasikan sebelumnya yaitu: Air, Dan Lalu, Saia, dan Mata Telanjang. Cerpen-cerpen di dalamnya mencoba membuka lebar-lebar mata masyarakat. Tema besarnya tentang kekerasan, dengan tokoh sentral perempuan. Baik kekerasan fisik, mental, seksual, kultural, dan struktural. Buku ini disajikan menarik, karena ditulis dengan prosa berima. Dalam Saia, selalu ada yang tak terkisahkan dalam sebuah perjalanan. Bahkan dalam sebuah kisah, selalu ada yang tak terceritakan. Dan semuanya, dirangkum secara vulgar didalamnya.

Saia (Kumpulan Cerpen)

Buku Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu menjadi sebuah karya yang langsung merebut perhatian pembaca sejak pertama kali diterbitkan. Temanya yang berani, dengan cara bercerita yang lugas dan eksploratif membuat karya Djenar Maesa Ayu ini banjir pujian. Tulisan Djenar Maesa Ayu yang begitu berani dalam mengungkapkan apa yang dirasa ini dibuat dengan gaya bahasa yang unik. Penuh diksi dan imajinatif. Melibatkan perasaan dan latar belakang kehidupan yang bebas. Khas kehidupan malam yang dikenal dengan bagaimana hingar-bingarnya. Penggambaran sosok monyet yang merupakan bahasa metafora yang ingin ditonjolkan bahwa manusia hendaklah bertindak layaknya manusia. Tidak seperti binatang, yang tidak bisa berpikir mana yang benar dan mana yang salah. Tidak seperti binatang, yang hanya menuruti nafsu tanpa banyak pertimbangan. Tidak juga seperti binatang, yang tidak akan pernah puas dengan apa yang sudah ada di hadapannya. Dua dari cerpen dalam buku ini pun menjadi inspirasi bagi Djenar untuk film Mereka Bilang, Saya Monyet! yang disutradarainya sendiri. Film ini berhasil meraih perhatian media massa, bahkan menyabet beberapa penghargaan pada festival bergengsi di dunia, seperti Indonesian Movie Award 2008 (Winner for the Best Actress, Winner of The Best New Comer Actress, Nominated as The Most Favorite Movie), Singapore International Film Festival 2008 (Nominated as The Best Asian Feature Film, Silver Screen Award), Osian's Cinefan International Film Festival (Nominated as The Best First Feature Film), dan Hongkong International Film Festival 2008 (Official Selection). Djenar pun mendapat Piala Citra dari kategori Skenario Adaptasi Terbaik dan sebagai Sutradara Baru Terbaik pada Festival Film Indonesia 2009.

Mereka Bilang, Saya Monyet!

Samrat Upadhyay

Amanda Lee Koe

Sangeeta Bandyopadhyay

Feng Tang

Guo Songfen

Lin Yi-yun

Mae Yway

Baast Zolbayar

Fernando Sylvan

Shahria Sharmin

Ren Xiaowen

La revue semestrielle Jentayu (ISSN 2426-2536) est dédiée à la traduction de textes courts ou d'extraits de roman. À chaque numéro, entre douze et quinze textes provenant d'une variété de pays et de régions d'Asie sont sélectionnés sur un thème donné et traduits par des traducteurs chevronnés. Pour certains de ces textes, ils sont aussi mis en contexte sur le site internet de Jentayu par le biais d'un entretien avec l'auteur, le traducteur, ou d'une présentation de son traducteur. Pour le plaisir des yeux, un illustrateur asiatique est invité à imaginer des créations visuelles en lien avec chacune des nouvelles. Enfin, à chaque nouveau numéro, la revue met aussi en avant les travaux d'un photographe asiatique au travers d'un carnet dédié. Ce sixième numéro, sur le thème "Amours et Sensualités", est consacré aux relations amoureuses, superficielles ou profondes, à la sensualité et à l’érotisme tels qu’ils sont vécus et écrits aujourd’hui à travers l’Asie, dans toute leur diversité, leur complexité... et leur ferveur. Textes en traduction française de : Djenar Maesa Ayu (Indonésie), Sangeeta Bandyopadhyay (Inde), Feng Tang (Chine), Guo Songfen (Taiwan), Amanda Lee Koe (Singapour), Lin Yi-yun (Taiwan), Ren Xiaowen (Chine), Fernando Sylvan (Timor oriental), Samrat Upadhyay (Népal), Mae Yway (Birmanie) et Baast Zolbayar (Mongolie). Photographies de Shahria Sharmin (Bangladesh). Illustrations de Charis Loke (Malaisie).

Jentayu - Numéro 6 - Amours et Sensualités

Nayla claims to never want love. All she wants to do, she claims, is to get drunk. Yet I suspect, what she really wants, what she truly needs, is to be drunk in love. —Ben But how can we tell what’s in their minds? Not everyone is naïve like her. If she behave in such a sexually inviting manner, who can blame the men for hitting on Nayla? —Juli Her name is Nayla. My fellow counselors dislike her. They perceive her as arrogant because she comes from a rich and famous family, thereby refusing to get along with other people in this rehabilitation center. She has been living here for a week. Her behaviour hasn’t changed. When she is alone, she laughs constantly to herself while twisting the locks of her hair and biting her fingernails. —Ibu Lina I feel Nayla has started using drugs. —Ratu Nayla is afraid of the Mother character. —Ardan Why don’t you take that injection, which can help you lose weight, Nay? Your body no longer looks good. How can it arouse men, when it doesn’t even arouse me as a gay man? —Pansy It was her father who was immoral. This was his entire fault! Not mine! —Mother I am drunk and I am an angel. And I don’t give a shit anymore. —Nayla

Djenar Maesa Ayu

About

Books

Join the club