BUS BIS BAS Berbagai Masalah Bahasa Indonesia; Catatan dan Pandangan Ajip Rosidi
SEJAK lama terlihat dan terasa bahwa minat dan kebanggaan terhadap bahasa nasional kita kian menurun. Hal itu nampak dalam penggunaan bahasa Indonésia sehari-hari, baik yang digunakan oléh para pemimpin pemerintahan, para pemimpin politik, para wartawan cétak maupun éléktronik, bahkan juga kaum inteléktual—apalagi kaum-kaum lainnya seperti pedagang, buruh, dan lain-lain. Tetapi yang lebih menyedihkan ialah bahasa yang digunakan oléh para remaja, para mahasiswa, dan kaum sélébriti. Bukan saja meréka memperlihatkan bahwa meréka kurang menguasai—atau pura-pura tidak menguasai—bahasa nasionalnya dengan baik, namun melécéhkannya dengan (hendak) memperlihatkan bahwa meréka lebih lancar dan lebih menguasai bahasa Inggris dengan di sana-sini antara sebentar menyelipkan kata-kata atau ungkapan-ungkapan bahasa Inggris, seakan-akan bahasa nasionalnya kurang mampu menyampaikan pikiran atau isi hatinya.