
Filosofi Kopi
KUMPULAN CERITA DAN PROSA SATU DEKADE (1995-2005) Pemaknaan kembali kembali kopi, Buddha, Herman, surat tak tarkirimkan, cinta sejenis yang manis atau apa pun, membuktikan Dee tetap memesona. Kalau kemarin panitia Nobel sastra masih maju mundur dengan nama Pramoedya, sekarang bisa memaknai kembali, melalui karya-karya ini. Ruang cerpen yang sempit dijadikannya wahana yang intens namun tidak sesak untuk mengungkapkan apa yang tak selalu mampu dikatakan. Lewat refleksi dan monolog interior yang digarap dengan cakap dan jernih. pembaca diajaknya menjelajahi halaman-halaman kecil dalam cerpen yang kini dijadikannya semesta kehidupan. Cerpen-cerpen Dee itu persis racikan kopi dari tangan seorang ahli peracik kopi: harum, menyegarkan, dan nikmat: pahit, tapi sekaligus mengandung manis. [Mizan, Bentang Pustaka, Dewi Dee Lestari, Novel, Cerpen, Sastra, Indonesia] Spesial Bentang Dee Lestari
Reviews
Rama WR@vazrshavskya
Stef@faninos
Stefanie Sugia@stefanie_sugia
Ratri Adityarani@ratrichibi
Dinda@dinda
gia@soupyheart
lara@orangefortwo
Nabila Azahra@nabilazhhr
ryan@flyingfrog
Q@qontfnns
Athiril Ard@blackbufff
Dealogues@dealogues
Haniyeh Zeferene@reinhaart
syadrina@syadrina
kiko@piranesi
lily@flilyn
Sumayya Tsabitah@mayya
Amira Amandanisa@aamandanisa
Debbie@drownedintothepages