Mitch Albom

Meniti bianglala

** spoiler alert **
           Mitch, you're so dissapointment. I had to change my ratings, I can't stand with zionist. Sorry.

-
Saya cukup speechless dengan penjabaran dan konsep kematian di dalam buku ini. Literally I got goosebumps all over my body. Mitch Albom never dissapoint.

Karena tidak bisa menjabarkan perasaan saya terhadap buku ini dengan kata-kata, saya akan membagikan kutipan-kutipan yang membekas di hati saya:

[Halaman 41]
"Ini hadiah terbesar yang bisa Tuhan berikan padamu: untuk mengerti apa yang terjadi dalam kehidupanmu. Untuk dijelaskan kepadamu. Inilah kedamaian yang selalu kau cari-cari. Tak ada kejadian yang terjadi secara acak. Kau tidak bisa memisahkan satu kehidupan dari kehidupan lain, sama seperti kau tidak bisa memisahkan embusan udara dari angin."

"Keadilan tak mengatur hidup-mati. Kalau keadilan yang mengatur, tidak akan ada orang baik yang mati muda."

[Halaman 55]
"Tidak ada kehidupan yang sia-sia. Satu-satunya waktu yang kita sia-siakan adalah waktu yang kita habiskan dengan mengira kita hanya sendirian."

[Halaman 97]
"Kadang-kadang kalau kau mengorbankan sesuatu yang berharga, kau tidak sungguh-sungguh kehilangan itu. Kau hanya meneruskannya kepada orang lain."

[Halaman 145]
"Menyimpan amarah adalah racun, menggerogotimu dari dalam. Kita mengira kebencian merupakan senjata untuk menyerang orang yang menyakiti kita, tapi kebencian adalah pedang bermata dua. Dan luka yang kita buat dengan pedang itu, kita lakukan terhadap diri kita sendiri. Beri maaf, Edward. Beri maaf. Kau ingat perasaan ringan yang kaurasakan ketika pertama kali kau datang ke akhirat?"

"Itu karena tak seorang pun dilahirkan dengan membawa perasaan marah."

Meniti bianglala

Reviews