Just So Stories - Sekedar Cerita

Just So Stories - Sekedar Cerita

"Just So Stories adalah kumpulan kisah pengantar tidur yang ditulis oleh Rudyard Kipling—penulis novel klasik legendaris The Jungle Book. Dalam kumpulan cerita pendek ini, kisah-kisah lucunya bukan sekadar cerita, tapi juga dihiasi ilustrasi goresan Staven Andersen yang memperkaya kisah-kisah fabel ini. Walau ditulis lebih dari seratus tahun lalu, cerita-cerita dalam Just So Stories tak lekang oleh zaman karena dipadukan dengan mutiara kebijaksanaan. Di sini kita bisa membaca kisah kenapa unta berpunuk, bagaimana macan mendapat tutulnya, kenapa gajah punya belalai, bagaimana alfabet diciptakan, dll. Semua kisah ini akan membawa Anda menuju petualangan menembus waktu dan imajinasi pengarang peraih nobel sastra, Rudyard Kipling. Buku ini bisa dibaca oleh semua umur dan terutama bisa menjadi hadiah indah bagi putra-putri tercinta untuk membuka wawasan imajinasi dan kecintaannya terhadap buku."
Sign up to use

Reviews

Photo of Stefanie Sugia
Stefanie Sugia@stefanie_sugia
3 stars
Mar 10, 2022

Just So Stories terdiri dari 12 kisah pendek yang menceritakan berbagai macam hal unik dan imajinatif. Mengapa Paus tidak bisa memakan manusia? Kenapa kulit badak penuh dengan lipatan? Dari mana macan mendapatkan tutulnya? Bagaimana seekor gajah bisa mempunyai belalai yang panjang? Mengapa kanguru melompat-lompat di atas dua kakinya? Bagaimana alfabet dirumuskan? Semua pertanyaan-pertanyaan itu dijawab oleh Rudyard Kipling dengan daya imajinasinya yang luar biasa; melalui ceita-ceritanya yang unik dan menghibur. Seperti biasa jika aku menulis review untuk kumpulan cerita, aku selalu memilih beberapa cerita yang paling berkesan untukku. Salah satu cerita yang aku sukai dalam buku ini berjudul "Dari Mana Macan Mendapat Tutulnya". Tentu saja, tidak ada yang benar-benar tahu bagaimana seekor macan bisa mempunyai tutul pada tubuhnya; bahkan mungkin saja dari semula ia sudah tercipta demikian. Akan tetapi Rudyard Kipling membuat dunianya sendiri, tempat di mana para binatang tinggal di Lereng Tinggi. Warna kulit setiap binatang di tempat itu kuning-kecoklatan seperti pasir; begitu juga dengan warna kulit Macan sehingga mereka kesulitan melihat Macan yang sedang menunggu mangsa. Namun semuanya berubah saat para binatang meninggalkan Lereng Tinggi dan tiba di area hutan lebat, dengan banyak pepohonan, semak belukar, dan bayang-bayang dengan bentuk yang beragam. Tak terasa, bertahun-tahun tinggal di hutan membuat tubuh para binatang dipenuhi dengan pola yang berbeda-beda; kulit Jerapah yang penuh bercak, kulit Zebra berubah pola menjadi garis-garis, dan ada yang warna kulitnya berubah menjadi gelap. Lalu bagaimana nasib Macan yang tidak bisa lagi melihat mangsanya?... Baca review selengkapnya di: http://thebookielooker.blogspot.com/2...

Photo of Q
Q@qontfnns
3 stars
Mar 13, 2024