
So Good They Can't Ignore You Why Skills Trump Passion in the Quest for Work You Love
Reviews

The title sounds a little pompous but I was pleasantly surprised by the book. For one, it busts the myth of the passion hypothesis ("Do what you love and you'll never work a day in your life") I have always been skeptical of that hypothesis so was glad to see it being disproven using research and even anecdotes of people who are held up as examples of passion-driven career. The emphasis on patiently and often painstakingly developing your craftsman (craftsperson?) skills and then cashing in your career capital seems to be how most successful people land on their feet. It takes Gladwell's 10,000 hours to the next level and emphasizes deliberate practice as one of the key things in honing your craft. This applies to not only artists, musicians, athletes, but also programmers, managers, social scientists, etc. This fits right in the growth mindset pantheon as even the person with seemingly the most latent talent has to still practice his craft to stay relevant. Add social capital to the mix and you'll realize quickly how a certain segment of the population are more likely to "drop everything and travel the world" only to come back to their parent's basement while they recover to look for something that pays the bills. Newport succinctly puts his 5 rules to the test and weaves a coherent path between them toward career success. The advice may not be the easiest to follow but at least it warns you where you may be going wrong. It's a quick and short read and stays on the point. I recommend it just for the first couple of chapters.

Salah satu buku nonfiksi terbaik yang saya baca tahun ini. Alasannya? Teruslah membaca. Pada awalnya saya menemukan buku ini, saya langsung berpikir "ah jangan-jangan judulnya mengecoh nih, siapa tahu ujung-ujungnya kita disuruh mengikuti passion juga.". Kemudian saya membaca bagian belakangnya, dan setelah penasaran dengan yang katanya "dapat mematahkan keyakinan umum dan menjungkirbalikkan teori yang ada.", akhirnya saya tergerak untuk membeli buku ini. Sebelumnya izinkan saya bercerita sedikit. Akhir-akhir ini saya sering dibingungkan oleh pilihan karier dan pekerjaan. Dua kali saya memiliki pekerjaan (pertama di industri penerbitan & kedua di bidang startup TI) dan dua kali pula saya keluar dari pekerjaan tersebut. Ilusi dan pemikiran bahwa "inilah pekerjaan yang selama ini saya inginkan dan sesuai passion." toh ternyata tidak bertahan begitu lama dan kembalilah saya kepada rutinitas dan andai-andai. Sebagai seorang lulusan ilmu sosial & politik, tepatnya di jurusan hubungan internasional (HI), saya kerapkali berpikir dan bertanya-tanya, "apakah seharusnya saya mencari pekerjaan yang memang bidangnya?" Sementara diluar sana, pekerjaan yang secara spesifik mencantumkan "membutuhkan lulusan HI" pun sangatlah jarang. Saya menyukai buku dan sangat tertarik dengan dunia startup, karena itulah saya sempat memilih bekerja di industri penerbitan & startup. Tetapi ternyata di kedua tempat tersebut saya juga merasa tidak puas. Bimbang adalah yang kemudian terjadi. Saya merasa tidak puas dengan tempat bekerja saya, tetapi untuk mencari yang spesifik pun, langka. Saya merasa bahwa diluar sana ada pekerjaan tepat untuk saya yang sesuai dengan passion. Saya juga sangat menyukai perbincangan politik dan dinamika internasional. Mungkin kali ini passion saya adalah kembali kepada dunia HI? Saya masih tetap bertanya sampai saya menemukan buku ini di sebuah rak yang tidak teratur di dalam tenda penjualan buku kantor distribusi Mizan di Cinambo, Bandung. Passion hanyalah sebuah hipotesis. Buku ini dimulai dengan pernyataan yang mungkin cukup kontroversial: "'Ikutilah passion anda' merupakan saran yang berbahaya.". Buku ini kemudian menceritakan kisah seseorang bernama Thomas yang -- seperti kita -- memiliki pandangan awal tentang passion yang akan membahagiakannya. Thomas adalah seorang sarjana filsafat & teologi. Ia memiliki keyakinan bahwa mempraktikkan ajaran Zen Buddha adalah passionnya, bahwa hidup seperti biksu adalah passion yang akan memberikan kepadanya makna hidup dan ketenangan bagi pencarian profesinya. Selepas kuliah, ia tidak serta merta langsung menjadi biksu. Karena membutuhkan uang, ia melakoni bermacam-macam pekerjaan, dari menjadi pengajar bahasa Inggris di Korea sampai menjadi petugas entri data di London. Selama ia bekerja, ia terus memupuk keyakinan dan keinginan terpendamnya untuk menjadi biksu dan mempraktikkan passion-nya. Ia terus merasa gelisah dan khawatir dengan pekerjaan-pekerjaannya, sampai suatu ketika, ia menemukan salah satu biara yang menurutnya dapat menjadi tempat ia menyalurkan passion dan ketertarikannya akan Zen. Ia melakukan proses pendaftaran, keluar dari pekerjaannya, dan mulai menjalani hari-hari sebagai praktisi Zen, seorang biksu. Jalan menjadi seorang biksu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak tantangan yang harus dihadapi sebelum ia resmi menjadi seorang biksu Zen. Singkat kata, setelah melalui tahapan demi tahapan, ia pun resmi menjadi seorang biksu, ia telah menjadi seorang sosok yang ia impikan. Ia telah menghidupi passion-nya! Benarkah begitu? Ternyata tidak. Suatu hari, ia sadar bahwa dengan menjadi seorang biksu, ia tetap tidak dapat mencapai kepuasan, kedamaian dan kebahagiaan seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ia tetap menjadi orang yang khawatir dan gelisah. Sampai kepada suatu sore di hari minggu, di antara hutan-hutan ek yang mengelilingi biara, ia menangis. Ia tetap orang yang sama. "Seperti kebanyakan orang, dia yakin bahwa kunci kebahagiaan kita adalah mengenali panggilan hidup dan mengejarnya dengan segenap keberanian yang kita miliki. Namun, keyakinan ini sangat naif. Terpenuhinya mimpi menjadi praktisi tetap Zen tidak serta merta membuat hidup Thomas indah." Inilah apa yang dinamakan dengan jebakan pola pikir passion. Passion adalah sebuah hipotesis yang dengannya, orang menganggap bahwa ia pasti akan mencapai kebahagiaan dan kepuasan. Kenyataannya tidak senaif itu. Ada tiga kesimpulan mengenai passion. Kesimpulan pertama, passion dalam berkarier adalah hal yang langka. Tahun 2002, seorang psikolog Kanada bernama Robert J. Vallerand melakukan penelitian dengan memberikan kuesioner kepada 539 mahasiswa di Kanada. Kuesioner tersebut menanyakan apakah mereka memiliki passion dan jika iya, apa sajakah itu? Hasil yang didapat cukup besar. 84% dari mereka menyatakan mereka memiliki passion. Tetapi ketika menjawab pertanyaan apa saja passion mereka, kebanyakan menjawab hal-hal yang agak sulit untuk dijadikan pekerjaan. Hal-hal seperti menari, bermain hoki, bermain ski, membaca dan berenang menempati posisi teratas dari penelitian tersebut. Kurang dari 4% passion yang teridentifikasi tersebut memiliki kaitan dengan pekerjaan atau pendidikan. 96% sisanya menggambarkan passion-nya sebagai minat, hobi, olahraga dan seni. Kesimpulan kedua, passion membutuhkan waktu untuk tumbuh. Kesimpulan ini juga didukung oleh penelitian. Adalah Amy Wrzesniewski, seorang profesor perilaku organisasi di Universitas Yale. Ia melakukan penelitian tentang perbedaan pekerjaan, karier dan panggilan hidup. "Dalam rumusan Wrzesniewski, pekerjaan adalah jalan untuk membayar tagihan; karier merupakan jalan untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik; dan panggilan hidup merupakan pekerjaan yang berperan penting dalam hidup kita sekaligus bagian vital bagi identitas diri kita." Ia menyurvei para pekerja dari berbagai bidang pekerjaan, dari mulai dokter, pemrogram komputer, hingga pegawai administrasi, dengan menganalisis mereka yang memiliki jabatan dan tanggung jawab yang sama. Hasilnya cukup mengejutkan. Ketika ia menyurvei para asisten administrasi kampus, mereka membedakannya sebagai pekerjaan, karier, atau panggilan hidup. "Dengan kata lain, sepertinya tipe pekerjaan itu sendiri tidak terlalu menentukan seberapa besar orang menyukainya." Wrzesniewski tidak berhenti sampai di situ. Ia juga menyurvei para asisten itu untuk mengetahui perbedaan dibalik pandangan mereka terkait dengan profesi yang mereka miliki. Hasilnya, faktor penentu terkuat dari mereka yang memandang pekerjaannya sebagai asisten administrasi kampus sebagai panggilan hidup adalah dari masa kerja yang sudah mereka jalani dalam bidang tersebut. Mereka yang sudah menjalani masa kerja yang cukup lama akan merasa diri mereka berpengalaman dan menguasai bidang tersebut. Akhirnya, ia merasa bahagia, bersemangat, dan mencintai pekerjaannya. Ini juga merupakan hasil dari penelitian Wrzesniewski. Kesimpulan ketiga, passion merupakan efek samping dari penguasaan keahlian. Ada lagi penelitian dan topik yang mengkonfirmasi hasil penelitian Wezesniewski. Daniel H. Pink, penulis buku berjudul Drive: The Surprising Truth About What Motivates Us, pernah menjadi pembicara dalam sesi acara TED Talk dengan topik On the Surprising Science of Motivation. Daniel yang telah bertahun-tahun mempelajari ilmu motivasi manusia ini menjelaskan bahwa menurut Teori Penentuan Nasib Sendiri atau Self Determination Theory (SDT), terdapat tiga hal dasar yang menentukan motivasi kita: 1. Otonomi: Perasaan bahwa kita memegang kendali atas keseharian kita, dan bahwa tindakan-tindakan kita bernilai penting. 2. Kompetensi: Perasaan bahwa kita mahir dalam bekerja. 3. Keterkaitan: Perasaan adanya keterikatan dengan orang lain. Semakin lama seseorang menekuni suatu bidang, semakin ia dapat membangun kompetensi dan otonomi. Ini mengkonfirmasi temuan dari Wrzesniewski. Ketika pola pikir passion berpotensi membuat kita bimbang dan salah arah, apa yang sebaiknya kita cari? Pola pikir perajin jawabannya. Apa itu pola pikir perajin? Pola pikir perajin adalah pola pikir yang mengutamakan nilai-nilai yang dapat kita berikan kepada dunia. Kepada sesuatu di luar diri kita. Ini berbanding terbalik dengan pola pikir passion yang memfokuskan kepada apa yang dapat dunia ini berikan untuk kita. Pola pikir passion ini lah yang dapat membuat kita merasa cepat tidak puas. Karena kita akan dibuat untuk selalu merasa bahwa diluar sana, ada pekerjaan impian yang pasti cocok untuk kita. Buku ini mengumpulkan pelajaran-pelajaran dari kisah-kisah orang-orang yang mengutamakan pola pikir perajin. Mereka yang hidup bukan dengan mengikuti passion, tetapi kisah orang-orang yang mementingkan kemampuan, menguasai bidang yang ia geluti, dan biarkan apa yang dinamakan dengan passion untuk mengikuti kita seiring dengan kemampuan kita yang semakin meningkat. Ini dinamakan dengan modal karier. Modal karier ini bisa kita dapatkan dimana saja. Bisa dari pendidikan yang kita tekuni, atau juga keahlian yang kita bisa. Jangan anggap remeh modal karier kita, karena ini dapat menjadi jalan menuju pekerjaan yang hebat, yang dapat memberikan kepada kita kreativitas, dampak, dan juga kontrol lebih atas pekerjaan kita. Buku ini menceritakan kisah-kisah nyata dari orang-orang yang membangun karier dan panggilan hidupnya dengan baik dan cermat, tidak hanya sekedar mengutamakan panggilan passion semata. Masih banyak yang dibahas oleh Cal Newport dalam buku ini. Kisah-kisah mereka yang sukses mengasah kemampuan, hingga mereka yang akhirnya menemukan misi dari profesi dan bidang yang mereka geluti. Misi ini bukan passion yang sifatnya naif. Tetapi lebih dari itu, misi ini adalah sesuatu yang ditemukan setelah kita berhasil menggeluti suatu bidang dan kemampuan dalam jangka waktu yang cukup lama. Misi inilah yang kemudian meningkatkan modal karier kita dan memberikan kepada kita karier yang unik. Dalam kata lain, misi tidaklah instan. Mereka yang dikisahkan dalam buku ini juga manusia biasa yang pernah mengambil langkah yang salah, berpindah-pindah pekerjaan, tidak tahu arah tujuan, sampai akhirnya mereka menemukan titik utama dari kemampuan mereka, berfokus pada mengembangkan itu, sampai akhirnya menemukan misi dari karier mereka. Kembali ke refleksi diri pribadi, kini saya merasa lebih tenang dan lebih yakin dalam memilih jalur karier. Pertama, saya dapat menentukan modal karier yang saya miliki. Saya mempelajari ilmu sospol, itu modal karier yang saya miliki. Saya menggeluti bidang sosial media & marketing selama satu tahun lebih di dalam dunia penerbitan & startup, itu juga modal karier. Yang perlu saya lakukan adalah mengasah kemampuan saya dimanapun nanti saya memilih untuk berkarier, yang tentunya sesuai dengan tunjangan modal karier yang sudah saya punya. Kalau saya boleh merekomendasikan satu buku motivasi dan pegangan karier yang komplit dan dapat dipraktekkan secara langsung, maka tanpa ragu, buku inilah yang akan saya rekomendasikan. Sedikit penutup dari buku ini, "Bekerja dengan tepat lebih baik daripada menemukan pekerjaan yang tepat." Bagi yang sudah bekerja, selamat dan semangat mengasah kemampuan! Bagi yang belum, selamat mencari karier dan profesi yang baik!

Перша дочитана у цьому році.:) Чудова книга для тих, хто шукає себе у кар’єрному плані, дозволила мені переглянути свої погляди до роботи і також мінімально продумати кар’єрний шлях. Дуже рекомендую!

Good book. A good antidote to a lot of romantic "wisdom" that is really nonsense.

Very motivating and interesting perspectives how to see your own life at it fullest.

I can see how Cal got better as time goes on. Deep work and a works without email still my favorite works of Cal

The overall thesis of this book states that instead of looking to work on something you feel passionate about, instead you become really good at a specific craft and once you provide value doing that then look for how can you create more value on other contexts. It’s interesting, however the last 1/4 of the book is really tedious and feels like the author is telling the same thing over and over. The initial hypothesis is interesting though...

Some solid and practical advice for career building. In an age where everybody 'follows passion' without properly understanding it, Newport provides some opposite insights. This book is worth reading. The writing style is more of the same, though.

The thesis is well presented and the arguments are very organized.

I focused more on advice like 'little bets', capturing career capital, deliberate practice, having control over your work, and organizing a mission-focused career. I also think we can benefit both from the passion and the craftsman mindset he talks about. My concern was regarding putting these mindsets against each other over using both to have an accomplished career.

In this book, Cal Newport breaks the common belief that in order to have a fulfilling career, you need to find work that you're passionate about. Many people follow this common advice only to find themselves disappointed when their "dream career" does not bring that they thought it would. Newport explains that passion for your work can be developed when you have gained enough career capital, when you are "so good they can't ignore you." At that point, you have defined your mission and are now able to gain more control over your work. Passion without career capital to back it up is unsustainable.

I had previously skipped this book because I thought I had garnered everything there was to know about it through repeated mentions in podcasts and articles. I was surprised to find out that there is actually still a lot of novel and helpful information in this one. Plus, there is an added benefit of it being motivating whether or not that content is sound.

I read this book really quickly because it was both short and good. I've enjoyed Cal's blog for a couple of years, but put of reading any of his books until now. Lucky for me, this worked out well, because I read So Good They Can't Ignore You at just the right time. It gave me a lot to think about in terms of my career path and how I can turn it in the direction I want it to go. It helped me let go of my worry about what my one true passion is, and made me feel more in control of my career. I expect to reread this book many times in the near future.

Some good ideas. A bit too anecdotal, for my taste.

Müəllif deyir ki, karyera planlaması üçün “xəyallarının ardınca get” məsləhəti düzgün yol deyil. Bildiyin işlə məşğul olmağı və o işdə ən yaxşısı olmağı tövsiyə edir, bunu da özünün kəşf etdiyi 4 qaydayla açıqlayır. Daha sonra kitabda eyni şeyi 2-3 dəfə təkrarlayır. Amma qısaca onu deyir ki, yaxşı mühasibsənsə birdən-birə çayxana açmaq həvəsinə düşmə, sadəcə daha yaxşı (ən yaxşı) mühasib ol ki, səni heç kim iqnor edə bilməsin. Yox, ən yaxşı olmusan və səni hələ də iqnor edirlərsə, deməli səndən xoşları gəlmir də...

Enthält sehr nützliche Ratschläge für eine erfüllende Karriere, die man aber auch knapper hätte darstellen können. Wirkt stellenweise so, als hätte halt ein Buch vollgeschrieben werden müssen. Dennoch super wertvoller Inhalt und daher 4 Sterne.

“‘Follow your passion’ is bad advice, as the vast majority of people don’t have pre-existing passions waiting to be discovered and matched to a career.” “Don’t obsess over discovering your true calling. Instead, master rare and valuable skills. Once you build up the career capital that these skills generate, invest it wisely. Use it to acquire control over what you do and how you do it, and to identify and act on a life-changing mission.” “...we discovered the importance of little bets. To maximize your chances of success, you should deploy small, concrete experiments that return concrete feedback”

Many good ideas and arguments why we should focus on becoming great at some unique skill instead of daydreaming about perfect career. The book seems to be overstretched and could be half of the length without loosing much. I extracted several good ideas from it. [reading time: 5h00m]

Possibly something to be said about his theory. I'm 50/50 on it. Even though it's a fast, easy read, this book was so incredibly boring.

Another succinct and lucid book from Cal Newport. I found this really informative and it kind of refined my thought process about how to think about careers.

This book sincerely opened my eyes and changed my perspective that I have about work. I feel like now I have a more realistic view of what I do and I'll be able to find joy in it. It's really good, gladly recommend. The only reason why I don't give it 5 stars is because the author tends to repeat himself s bit too much for my liking, but it's not too bad.

“Don’t obsess over discovering your true calling. Instead, master rare and valuable skills.” I absolutely loved this book. I enjoyed it! It was such a fun read. And it also showed me “Follow your passion” is terrible advice. It may work for some, but not everyone. I definitely felt this. And I actually wished I read this book in college. But better now than later. I loved all the examples in this book. It makes sense. And it actually made me think clearer of my goals this year. I’m very thankful for Cal Newport for writing this book!! Worthy of 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ !

Read this book again, ever so slowly as inspiration for getting started as a solo dev after having been in a partnership for years. Still loved it. :)

I had a misconception that I love my job so much because I chose my passion. But this book gave me so much clarity about how that is not the reason. This clarity has given me a clear and focused direction to set goals for coming years and more importantly it has saved me from giving the wrong advice of “just follow your passion” to others, which I’ve given plenty in the past. Rather than following my “next” passion, I’m now very laser focused on getting to the cutting edge of my profession and defining a mission. The book was on point, and the concepts were revised so nothing was being forgotten or confused at any point. Just like Deep Work, I loved So Good they can’t Ignore you by Cal. Excited to read his Digital Minimalism now.
Highlights

If you’re not uncomfortable, then you’re probably stuck at an “acceptable level.”

It is a lifetime accumulation of deliberate practice that again and again ends up explaining excellence. 2457 Markiere

"Stop focusing on these little details," it told me. "Focus instead on becoming better."

Compelling careers often have complex origins that reject the simple idea that all you have to do is follow your passion.